Setelah menjadi orang sukses tentunya kita ingin menjadi seorangpemimpin, yang menjadi masalah adalah pemimpin yang seperti apakah yang paling ideal
untuk masa kini?.
Menurut MICHAEL HART seorang penulis buku yang cukup
terkenal yang berjudul “SERATUS TOKOH PALING BERPENGARUH DALAM SEJARAH”,
Michael Hart dalam bukunya menuliskan bahwa tokoh nomor satu yang paling
berpengaruh dalam sejarah adalah Nabi Muhammad S.A.W, dia mengatakan “Muhammad bukan
semata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin dunia. Fakta membuktikan selaku
penggerak kaum Arab(muslimin), pengaruh kepemimpinannya berada dalam posisi
terdepan sepanjang waktu.”
Michael Hart menilai bahwa ada kombinasi yang tak
tertandingi yang mampu di pegang secara seimbang oleh Nabi Muhammad S.A.W,
yaitu kombinasi antara Agama dan Duniawi sehingga dipilihlah Nabi Muhammad S.A.W
sebagai pribadi yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Nah kepemimpinan seperti apakah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad sehingga...
beliau manjadi tokoh yang berpengaruh dalam sejarah?.
Di bawah ini saya akan menuliskan Tingkatan-tingkatan
kepemimpinan yang dapat menjadikan seorang pemimpin yang paling berpengaruh
baik di dalam perusahaan, rumah tangga dan lingkungan sekitar
kita.
- Tingkatan
pemimpin yang pertama : Pemimpin
yang Dicintai.
Anda bisa mencintai seseorang tanpa harus memimpin mereka,
akan tetapi untuk menjadi seorang pemimpin anda tidak bisa memimpin mereka
apabila anda tidak mencintai mereka. Hal tersebut dapat melukiskan tentang
seorang pemimpin yang harus dapat berhubungan baik dengan orang lain, pemimpin
tidak dapat hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja akan tetapi harus bisa
mencintai dan di cintai oleh orang lain, hal ini adalah mutlak hukumnya dan
tidak dapat di ganggu gugat, karena apabila tidak ada yang mencintai anda maka
anda tidak akan memiliki pendukung yang akan mendukung anda. Cara agar kita
dapat di cintai oleh orang lain sangatlah mudah, kita cukup senyum, mengingat
nama dan mau mendengarkan perkataan orang lain, akan tetapi nabi Muhammad
memiliki cara lain yaitu bersikap RAHMAN dan RAHIM, maksudnya adalah bersikap penuh kasih
sayang tehadap orang-orang di sekitar kita terutama terhadap orang-orang yang
akan kita pimpin.
Apabila kita dapat menunjukkan kasih
sayang dan kejujuran yang tulus terhadap orang yang akan kita pimpin niscaya
kita akan menjadi pemimpin yang di cintai dan di dukung oleh orang banyak.
- Tingkatan
pemimpin yang kedua : Pemimpin
yang Dipercaya.
Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki INTEGRITAS yang
TINGGI dan penuh KEBERANIAN serta TIDAK MENGENAL PUTUS ASA dalam menggapai apa
yang menjadi cita-citanya. Apabila anda dapat memegang teguh hal tersebut maka
anda akan KONSISTEN dalam melangkah dan mengambil keputusan, sehingga seseorang
akan melihat anda sebagai sosok yang memiliki KOMITMEN dan menimbulkan KEPERCAYAAN
mereka untuk mengikuti anda sebagai pemimpin mereka.
INTEGRITAS adalah kunci mutlak untuk
menjadi seorang pemimpin yang di percaya oleh pengikutnya karena INTEGRITAS
adalah sebuah kejujuran atau kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan.
- Tingkatan
pemimpin yang ketiga : Pembimbing.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat memberikan
MOTIVASI bagi para pengikutnya bukan pemimpin yang hanya dapat memperluas
kekuasaanya saja, karena seorang pemimpin akan dikatakan gagal apabila tidak
dapar memiliki kader-kader penerus. Setelah menjadi pemimpin yang dicintai,
lalu menjadi pemimpin yang di percaya maka langkah selanjutnya harus menjadi
pemimpin yang dapat memberikan MOTIVASI bagi para pengikutnya, apabila kita
sebagai pemimpin dapat memberikan MOTIVASI maka akan tercipta LOYALITAS yang
dapat menghasilkan kader-kader penerus yang memiliki kesetiaan kepada kita.
Menurut nabi Muhammad S.A.W ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
membentuk kader-kader penerus :
- Anak
yang saleh,
maksudnya adalah bagaimana kita dapat membina sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga menjadi kader yang berkualitas pula.
- Amal
jariyah,
maksudnya adalah bagaimana kita memberikan sarana dan prasarana bagi
kader-kader kita di masa mendatang nanti.
- Ilmu
yang berguna,
maksudnya adalah kita harus dapat mengajarkan ilmu yang berguna bagi
mereka di kemudian hari agar dapat menjadi penerus yang berkualitas.
Tingkatan yang ketiga adalah bagaimana
kita dapat menjadi pemimpin yang dapat membimbing dan membina atau memberikan MOTIVASI
kepada calon penerus kita, yaitu dengan cara membimbing dan memberikan contoh
serta nasehat-nasehat yang berharga bagi mereka, atau dengan kata lain kita
harus menjadi pemimpin yang memiliki AKHLAKUL KARIMAH, yaitu pancaran sifat
ILAHIAH dan memiliki akhlak yang bermoral.
- Tingkatan
pemimpin yang keempat : Pemimpin
yang Berkepribadian.
Menurut HARRY S TRUMAN “Disiplin pribadi adalah
suatu hal yang datang terlebih dahulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin
apabila ia tidak dapat memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus dapat
menjelajahi dirinya sendiri, mengenal lebih mendalam siapa diri sebenarnya.
Sebelum memimpin keluar seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin kedalam
dirinya terlebih dahulu.”
Pekerjaan inilah sebenarnya yang paling berat, karena
memimpin diri sendiri melawan hawa nafsu adalah refleksi dari kedisiplinan
diri.Musuh yang paling besar adalah diri sendiri, apabila kita dapat mengendalikan diri
sendiri niscaya kita akan menjadi pemimpin yang memiliki kepribadian yang
tinggi, karena peperangan melawan diri sendiri adalah peperangan yang
sesungguhnya antara ketakutan kita dan keberanian kita sendiri.
Apabila kita dapat memenangkan
peperangan terhadap diri sendiri atau terhadap hawa nafsu maka kita akan
menjadi seorang pemimpin yang memiliki kepribadian yang akan di ikuti oleh
pengikut kita karena kita sudah menjadi seorang yang sangat berani dalam
mengalahkan hawa nafsu atau keinginan diri sendiri, sahingga membentuk kita
menjadi pemimpin yang tegas dan tidak plin-plan.
- Tingkatan
pemimpin yang kelima : Pemimpin
Abadi.
Jaman sekarang memang sudah ada pemimpin yang dicintai,
dipercaya, dan juga pemimpin yang membimbing dengan baik, namun apabila
terbukti sudah tidak sesuai dengan hati nurani maka pengaruh sang pemimpin
hanya akan sampai di situ saja. Maka manusia yang di karuniai hati oleh tuhan
sebagai radar untuk menentukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani,
kita dapat segera ‘mendeteksi’ hal yang tidak berkenan sehingga dapat
memutuskan untuk tidak mengikuti hal tersebut. Sifat ajaran dari nabi Muhammad
S.A.W adalah intelektual dan spiritual yang pada prinsipnya mengajarkan manusia
kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan. Metode seperti inilah
yang dapat memberikan kebebasan bagi hati nurani untuk senantiasa mengikuti
karena tidak adanya unsur pemaksaan dan memberikan kebebasan berpikir tanpa
adanya unsur pemaksaan yang menekan atau mendikte perasaan kita. Seperti
jawaban nabi Muhammad S.A.W terhadap pertanyaan Ali bin Abi Thalib Ra:
” Makrifat adalah modalku, akal pikiran
adalah sumber agamaku,rindu kendaraanku, berdzikir kepada allah kawan dekatku”
” Keteguhan perbendaharaanku, duka
adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku”
” Kerelaan sasaranku, faqr adalah
kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan makananku”
” Kejujuran perantaraku, ketaatan
adalah ukuranku,berjihad perangaiku dan hiburanku adalah dalam sembahyang.”
Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang dapat
memberikan ketentraman di hati para pengikutnya tanpa adanya perasaan tertekan,
terpaksa atau keragu-raguan. Apabila kita sebagai pemimpin dapat memenangkan
hati pengikut kita maka niscaya kita akan menjadi pemimpin yang abadi.
Pemimipin abadi adalah pemimpin yang dapat memimpin dengan suara hatinya dan diikuti
pula oleh suara hati para pengikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar