Cinta adalah cermin bagi seseorang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemahlembutan dirinya dalam citra kekasihnya, karena sebenarnya ia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri. Apabila cinta masuk ke dalam diri seorang manusia, maka ia dapat mendorong seorang penakut jadi pemberani, orang kikir menjadi dermawan, mencuci pikiran orang yang dungu, memfasihkan lidah orang yang gagap, membangkitkan keinginan orang yang lemah, merendahkan kehormatan para raja, menampakkan kehebatan para pemberani, merupakan pintu pertama yang membelah pikiran dan kecerdikan, karenanya ada tipu daya yang halus, gejolak menjadi tenang, akhlak dan kepribadian menjadi tertata, ada kegembiraan yang menari-nari di dalam jiwa dan kesenangan yang bersemayam di dalam hati. Seseorang tidak akan bisa menghindar dari cinta kecuali orang yang hatinya keras dan bodoh, yang tidak memiliki keutamaan dan pemahaman, serta orang yang kasar perangainya, kurang waras atau tidak mempunyai gairah. Apabila seorang pria atau wanita sedang jatuh cinta, maka dia mempunyai tanda-tanda yang membuktikannya. Tapi,....
ada perbedaan diantara keduanya diantaranya dikatakan bahwa cinta bagi seorang pria itu ibarat gunung. Ia besar tapi konstan dan rentan. Sewaktu-waktu ia bisa saja meletus, memuntahkan lahar, dan menghancurkan apa saja yang ditemuinya. Sedangkan cinta bagi seorang wanita bagaikan kuku. Ia hanya seujung jari tapi ia tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus-menerus bertambah. Jika ia dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi. Namun pada umumnya pria atau wanita memiliki tanda-tanda yang sama ketika mereka sedang jatuh cinta, diantaranya adalah:
1. Menghunjamkan pandangan mata
Mata adalah pintu hati, yang berarti mata juga merupakan pengungkap kandungan hati dan penyibak rahasia-rahasianya. Sehingga tidak mengherankan jika engkau melihat pandangan orang yang sedang jatuh cinta selalu terarah kepada orang yang dicintainya, kemana pun perginya sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair:
Mata adalah pintu hati, yang berarti mata juga merupakan pengungkap kandungan hati dan penyibak rahasia-rahasianya. Sehingga tidak mengherankan jika engkau melihat pandangan orang yang sedang jatuh cinta selalu terarah kepada orang yang dicintainya, kemana pun perginya sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair:
Kuikuti arah pandangan kemana pun kau pergi
Tak seorang pun mampu menghalangi jalan yang ku lalui
Tak seorang pun mampu menghalangi jalan yang ku lalui
Pandangan orang yang jatuh cinta hanya tertuju kepada orang yang dicintai, sebagaimana yang dikatakan dalam syair:
Jika mereka menghalangi agar aku tak memandangnya
Mataku pun tak kan sudi lagi memandang manusia
Mataku pun tak kan sudi lagi memandang manusia
2. Malu-malu jika orang yang dicintai memandangnya
Untuk itu dia hanya bisa memandang ke bawah, ke permukaan tanah karena dia merasa sungkan kepada orang yang dicintainya, karena didorong perasaan malu dan adanya keagungan kedudukan yang dicintai dalam hatinya. Maka dari itu para raja mengangap lancang lawan bicaranya yang berbicara sambil mengarahkan pandangan kepada mereka. Oleh karena itu Rasulullah melarang orang yang sedang shalat memandang ke arah langit dan mengancam siapa pun yang melakukannya bahwa pandangannya bisa menjadi buta. Sebab yang seperti ini mencerminkan kesempurnaan adab apalagi orang sedang shalat itu berdiri di hadapan Allah.
3. Banyak mengingat orang dicintai membicarakan dan menyebut namanya
Siapa yang mencintai sesuatu, tentu dia banyak mengingatnya dengan hati mauoun menyebut dengan lidah. Oleh karena itu Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mengingat-Nya dalam keadaan bagaimana pun dan memerintahkan mereka agar mengingat-Nya dengan gambaran yang paling menakutkan. Firmannya:
Untuk itu dia hanya bisa memandang ke bawah, ke permukaan tanah karena dia merasa sungkan kepada orang yang dicintainya, karena didorong perasaan malu dan adanya keagungan kedudukan yang dicintai dalam hatinya. Maka dari itu para raja mengangap lancang lawan bicaranya yang berbicara sambil mengarahkan pandangan kepada mereka. Oleh karena itu Rasulullah melarang orang yang sedang shalat memandang ke arah langit dan mengancam siapa pun yang melakukannya bahwa pandangannya bisa menjadi buta. Sebab yang seperti ini mencerminkan kesempurnaan adab apalagi orang sedang shalat itu berdiri di hadapan Allah.
3. Banyak mengingat orang dicintai membicarakan dan menyebut namanya
Siapa yang mencintai sesuatu, tentu dia banyak mengingatnya dengan hati mauoun menyebut dengan lidah. Oleh karena itu Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mengingat-Nya dalam keadaan bagaimana pun dan memerintahkan mereka agar mengingat-Nya dengan gambaran yang paling menakutkan. Firmannya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi (pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung.” (Al-Anfal:45)
Tanda cinta yang sejati adalah menyebut orang yang dicintai tatkala senang dan susah seperti dalam sebuah syair:
Kaulah terakhir yang kusebut sebelum terlap
Kau pula yang pertama kali kusebut setelah terjaga
Kau pula yang pertama kali kusebut setelah terjaga
Dan juga sebuah syair:
Kusebut dirimu tatkala anak panah siap menghujam
Senjata-senjata yang lain juga datang berseliweran
Senjata-senjata yang lain juga datang berseliweran
4. Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri
Bahkan tanda cinta ini adalah penyatuan kehendak orang yang mencintai dan dicintai. Tidak ada penyatuan kecuali penyatuan kehendak. Penyatuan ini merupakan tanda cinta sejati. Kehendak orang yang dicintai dan kehendak orang yang mencintai adalah satu. Bukan orang yang mencinta dengan cinta sejati jika dia mempunyai kehendak yang berbeda dengan kehendak orang yang dicintainya. Bahkan dia adalah orang yang mempunyai maksud tertentu terhadap orang yang dicintai, tidak bermaksud untuk kepentingan orang yang dicintai. Jika memang dia bermaksud untuk kepentingan orang yang dicintai, tentu dia tidak bermaksud untuk kepentingan dirinya sendiri.
Bahkan tanda cinta ini adalah penyatuan kehendak orang yang mencintai dan dicintai. Tidak ada penyatuan kecuali penyatuan kehendak. Penyatuan ini merupakan tanda cinta sejati. Kehendak orang yang dicintai dan kehendak orang yang mencintai adalah satu. Bukan orang yang mencinta dengan cinta sejati jika dia mempunyai kehendak yang berbeda dengan kehendak orang yang dicintainya. Bahkan dia adalah orang yang mempunyai maksud tertentu terhadap orang yang dicintai, tidak bermaksud untuk kepentingan orang yang dicintai. Jika memang dia bermaksud untuk kepentingan orang yang dicintai, tentu dia tidak bermaksud untuk kepentingan dirinya sendiri.
5. Orang yang mencinta bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai
Bahkan kesabarannya di hadapan orang yang dicintai harus berubah menjadi ketaatan kepadanya. Kesabaran dalam menghadapi kedurhakaannya dan kesabaran melaksanakan keputusannya merupakan kesabaran orang yang mencinta. Sedangkan kesabaran yang disertai pemaksaan adalah kesabaran yang kosong. Dikatakan dalam sebuah syair:
Bahkan kesabarannya di hadapan orang yang dicintai harus berubah menjadi ketaatan kepadanya. Kesabaran dalam menghadapi kedurhakaannya dan kesabaran melaksanakan keputusannya merupakan kesabaran orang yang mencinta. Sedangkan kesabaran yang disertai pemaksaan adalah kesabaran yang kosong. Dikatakan dalam sebuah syair:
Pujian dihaturkan kepada kesabaran dimana pun jua
Pemaksaan terhadap orang yang dicinta bukanlah pujian
Pemaksaan terhadap orang yang dicinta bukanlah pujian
6. Memperhatikan perkataan orang yang dicinai dan mendengarkannya
Hatinya senantiasa ada tempat untukmendengar perkataannya. Jika ada perhatian terhadap sesuatu yang lain, berarti itu merupakan perhatian yang dipaksakan. Tatkala minim bicara pun, maka pembicaraan yang paling disukainya adalah membicarakan sesuatu atau orang yang dicintai. Terlebih lagi jika dia diajak bicara, maka topik pembicaraannya adalah tentang sesuatu yang dicintai sebagaimana yang dikatakan seseorang,”Tidak ada sesuatu yang paling disenangi orang yang sedang jatuh cinta selain dari mendengarkan pembicaraan tentang sesuatu yang dicintai, karena memang itulah yang dicarinya.” Oleh karena itu tidak ada yang lebih disenangi orang yang jatuh cinta kepada Al-Quran seain dari mendengarkannya.
Hatinya senantiasa ada tempat untukmendengar perkataannya. Jika ada perhatian terhadap sesuatu yang lain, berarti itu merupakan perhatian yang dipaksakan. Tatkala minim bicara pun, maka pembicaraan yang paling disukainya adalah membicarakan sesuatu atau orang yang dicintai. Terlebih lagi jika dia diajak bicara, maka topik pembicaraannya adalah tentang sesuatu yang dicintai sebagaimana yang dikatakan seseorang,”Tidak ada sesuatu yang paling disenangi orang yang sedang jatuh cinta selain dari mendengarkan pembicaraan tentang sesuatu yang dicintai, karena memang itulah yang dicarinya.” Oleh karena itu tidak ada yang lebih disenangi orang yang jatuh cinta kepada Al-Quran seain dari mendengarkannya.
7. Mencintai tempat dan rumah sang kekasih
Disinilah letak rahasia seseorang yang menggantungkan hatinya dengan mencintai Ka’bah dan Baitul Haram, sehingga untuk bisa berdekatan dengan sesuatu yang dicintai, dia rela meninggalkan negara dan orang-orang yang dicintainya. Perjalanan yang berat pun terasa ringan dan menyenangkan. Tidak sedikit bahaya yang mengancam dan kesulitan yang menghadang. Dia terus berusaha untuk berdekatan dengannya, seakan-akan yang hendak dicapainya ada di pelupuk mata, seperti dalam sebuah syair:
Disinilah letak rahasia seseorang yang menggantungkan hatinya dengan mencintai Ka’bah dan Baitul Haram, sehingga untuk bisa berdekatan dengan sesuatu yang dicintai, dia rela meninggalkan negara dan orang-orang yang dicintainya. Perjalanan yang berat pun terasa ringan dan menyenangkan. Tidak sedikit bahaya yang mengancam dan kesulitan yang menghadang. Dia terus berusaha untuk berdekatan dengannya, seakan-akan yang hendak dicapainya ada di pelupuk mata, seperti dalam sebuah syair:
Kuhampiri dirimu seakan kau ada di pelupuk mata
Kutapaki jalan sekalipun jarak jauh tiada terkira
Kutapaki jalan sekalipun jarak jauh tiada terkira
Jika yang dicintai adalah manusia, maka orang yang jatuh cinta kepadanya akan mencintai tempat tinggalnya
Kulewati malam dari satu rumah ke rumah lain
Kuraba setiap permukaan dinding ke dinding lain
Mencintai tempat tinggal adalah sebagian dari cinta
Yang lebih penting lagi adalah mencintai penghuninya
Kuraba setiap permukaan dinding ke dinding lain
Mencintai tempat tinggal adalah sebagian dari cinta
Yang lebih penting lagi adalah mencintai penghuninya
8. Segera menghampiri yang dicintai
Jalan yang bisa menghantarkannya kepada orang yang dicintai akan ditempuh, dia berusaha agar bisa berdekatan dan bersanding dengannya, siapa pun yang memotong jalannya akan dipotong, kesibukannya ditinggalkan dan menyukai apa pun jalan yang bisa mendekatkannnya dengan orang yang dicintai. Seorang penyair berkata:
Jalan yang bisa menghantarkannya kepada orang yang dicintai akan ditempuh, dia berusaha agar bisa berdekatan dan bersanding dengannya, siapa pun yang memotong jalannya akan dipotong, kesibukannya ditinggalkan dan menyukai apa pun jalan yang bisa mendekatkannnya dengan orang yang dicintai. Seorang penyair berkata:
Kan kujalani jika kau menyuruhku terjun ke api
Jika itu yang kau kehendaki dan mendekatkan badan
Kuhampiri dirimu dan kuayunkan langkah kaki
Itu petunjukmu ataukah sengaja untuk menyesatkan
8. Mencintai apa pun yang dicintai sang kekasih
Apa-apa yang dicintai itu bisa saja tetangga, pembantu dan siapa pun yang ada kaitan dengan orang yang dicintai, termasuk pula pekerjaan, profesi, gelas, bejana, makanan dan pakaian yang disenanginya. Dikatakan dalam sebuah syair:
Jika itu yang kau kehendaki dan mendekatkan badan
Kuhampiri dirimu dan kuayunkan langkah kaki
Itu petunjukmu ataukah sengaja untuk menyesatkan
8. Mencintai apa pun yang dicintai sang kekasih
Apa-apa yang dicintai itu bisa saja tetangga, pembantu dan siapa pun yang ada kaitan dengan orang yang dicintai, termasuk pula pekerjaan, profesi, gelas, bejana, makanan dan pakaian yang disenanginya. Dikatakan dalam sebuah syair:
Kucintai Bani al-Awwam dengan cinta yang bercahaya
Untuk itu kucintai pula anjing-anjing di sekitarnya
Untuk itu kucintai pula anjing-anjing di sekitarnya
Maka dari itu, Anas bin Malik menyenangi labu karena dia melihat Rasulullah yang selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk
10. Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang dicintai
Sebaliknya, jalan yang dilaluinya setelah kembali dari tempat orang yang dicintainya terasa panjang sekalipun sebenarnya pendek. Seorang penyair berkata:
Sebaliknya, jalan yang dilaluinya setelah kembali dari tempat orang yang dicintainya terasa panjang sekalipun sebenarnya pendek. Seorang penyair berkata:
Jalan terasa dekat tatkala kukunjungi kalian
Dan terasa jauh saat aku kembali pulang
Dan terasa jauh saat aku kembali pulang
Dan juga sebuah syair:
Jika malam-malam aku mengunjunginya
Kulihat jalan yang jauh serasa dekat dimata
Kulihat jalan yang jauh serasa dekat dimata

11. Salah tingkah jika sedang mengunjungi orang yang dicintai atau ketika sedang dikunjungi orang yang dicintai
Keadaan serupa juga dialami orang yang sedang jatuh cinta jika dia berpisah dengan orang yang dicintai. Dikatakan dalam sebuah syair:
Dia menemuiku dan aku pun salah tingkah karenanya
Karena kecemasanku ada di dalam genggamannya
Kegembiraanku sirna tatkala dia sudah berlalu
Karena dia menguasai semua kirimanku
Keadaan serupa juga dialami orang yang sedang jatuh cinta jika dia berpisah dengan orang yang dicintai. Dikatakan dalam sebuah syair:
Dia menemuiku dan aku pun salah tingkah karenanya
Karena kecemasanku ada di dalam genggamannya
Kegembiraanku sirna tatkala dia sudah berlalu
Karena dia menguasai semua kirimanku
Sebagaimana yang sudah diketahui, orang yang jatuh cinta tidak mempunyai kegembiraan dan kesenangan kecuali jika bersua orang yang dicintai. Berarti berpisah dengannya merupakan siksaan baginya.
12. Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut
Terlebih lagi jika dia melihatnya sekonyong-konyong atau tiba-tiba saja muncul dihadapannya, sebagaimana kata penyair:
Terlebih lagi jika dia melihatnya sekonyong-konyong atau tiba-tiba saja muncul dihadapannya, sebagaimana kata penyair:
Aku berpapasan dengannya secara tiba-tiba
Aku pun terhenyak tak tahu apa yang harus dikata
Aku menata jalan pikiran semenjak semula
Dan kuingat apa yang harus kulakukan jika ia tiada
Aku pun terhenyak tak tahu apa yang harus dikata
Aku menata jalan pikiran semenjak semula
Dan kuingat apa yang harus kulakukan jika ia tiada
Boleh jadi orang yang jatuh cinta juga gemetar tatkala nama kekasihnya disebut tiba-tiba, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair:
Ada yang menyebut namanya tatkala dia di Mina
Lalu dahan-dahan hatinya gemetar tak tahu sebabnya
Pada malam yang sepi kembali namanya disebutkan
Seakan-akan dari hatinya ada burung yang terbang
Lalu dahan-dahan hatinya gemetar tak tahu sebabnya
Pada malam yang sepi kembali namanya disebutkan
Seakan-akan dari hatinya ada burung yang terbang
13. Cemburu kepada orang yang dicintai
Cemburu kepadanya ialah jika dia tidak menyukai sesuatu yang memang tidak disukainya. Cemburunya akan bangkit jika kekasihnya dijahati dan dirampas haknya. Ini merupakan kecemburuan yang sesungguhnya dari orang yang sedang jatuh cinta. Semua masalah agama juga termasuk dalam masalah yang harus dicemburui. Orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya cemburu kepada Allah dan rasul-Nya, tergantung kepada besar cintanya dan pengagungannya. Jika hatinya tidak memiliki kecemburuan kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti hatinya tidak memiliki cinta, sekalipun dia mengaku mencintai keduanya. Orang yang membual mencintai kekasih, padahal dia tahu kehormatan kekasihnya dilanggar, haknya dirampas dan membuatnya murka, maka dia adalah seorang pendusta, karena dia tidak cemburu kekasihnya diperlakukan seperti itu. Bagaimana mungkin seseorang mengaku mencintai Allah, sementara dia tidak cemburu tatkala hak-hak Allah dilanggar dan diabaikan? Kecemburuan inilah yang menjadi dasar jihad, pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Cemburu kepadanya ialah jika dia tidak menyukai sesuatu yang memang tidak disukainya. Cemburunya akan bangkit jika kekasihnya dijahati dan dirampas haknya. Ini merupakan kecemburuan yang sesungguhnya dari orang yang sedang jatuh cinta. Semua masalah agama juga termasuk dalam masalah yang harus dicemburui. Orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya cemburu kepada Allah dan rasul-Nya, tergantung kepada besar cintanya dan pengagungannya. Jika hatinya tidak memiliki kecemburuan kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti hatinya tidak memiliki cinta, sekalipun dia mengaku mencintai keduanya. Orang yang membual mencintai kekasih, padahal dia tahu kehormatan kekasihnya dilanggar, haknya dirampas dan membuatnya murka, maka dia adalah seorang pendusta, karena dia tidak cemburu kekasihnya diperlakukan seperti itu. Bagaimana mungkin seseorang mengaku mencintai Allah, sementara dia tidak cemburu tatkala hak-hak Allah dilanggar dan diabaikan? Kecemburuan inilah yang menjadi dasar jihad, pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkar.
14. Berkorban untuk mendapatkan keridhaan orang yang dicintai
Orang yang sedang jatuh cinta rela berkorban menurut kesanggupannya demi keridhaan orang yang dicintai, daripada dia hanya sekedar menikmati cinta itu. Pada awalnya pengorbanan itu terasa berat dan membebani. Tapi jika cinta semakin kuat, maka pengorbanan itu dilakukan dengan suka rela dan penuh keridhaan. Jika cinta itu tertanam di dalam hati secara mantap, maka pengorbanannya sudah menjadi tuntunan dan permintaan, yang seakan-akan harus diambilnya dari orang yang dicintai. Barangsiapa lebih mementingkan orang yang dicintai, apa pun dikorbankan untuk kepentingan orang yang dicintainya itu. Kalau perlu dia harus mengorbankan nyawanya demi orang yang dicintai, seperti pengorbanan para sahabat tatkala melindungi diri Rasulullah dalam peperangan, sekalipun untuk itu mereka harus mati terbujur di sekeliling beliau. Dikatakan dalam sebuah syair:
Orang yang sedang jatuh cinta rela berkorban menurut kesanggupannya demi keridhaan orang yang dicintai, daripada dia hanya sekedar menikmati cinta itu. Pada awalnya pengorbanan itu terasa berat dan membebani. Tapi jika cinta semakin kuat, maka pengorbanan itu dilakukan dengan suka rela dan penuh keridhaan. Jika cinta itu tertanam di dalam hati secara mantap, maka pengorbanannya sudah menjadi tuntunan dan permintaan, yang seakan-akan harus diambilnya dari orang yang dicintai. Barangsiapa lebih mementingkan orang yang dicintai, apa pun dikorbankan untuk kepentingan orang yang dicintainya itu. Kalau perlu dia harus mengorbankan nyawanya demi orang yang dicintai, seperti pengorbanan para sahabat tatkala melindungi diri Rasulullah dalam peperangan, sekalipun untuk itu mereka harus mati terbujur di sekeliling beliau. Dikatakan dalam sebuah syair:
Kupunya sekeping hati yang ditebari cinta
Karena cinta dia rela menghadapi penyiksa
Cinta menebus dirimu dengan pengorbanan jiwa
Kan kutebus pula dengan sesuatu di atas jiwa
Karena cinta dia rela menghadapi penyiksa
Cinta menebus dirimu dengan pengorbanan jiwa
Kan kutebus pula dengan sesuatu di atas jiwa
15. Menyenangi apa pun yang menyenangkan orang yang dicintai
Jika ada sesuatu yang membuat kekasihnya benci, maka sesuatu itu tak ubahnya obat yang tidak disukai. Dia tidak menyukai obat itu, namun terpaksa harus tetap menyukainya karena obat itulah yang membuatnya sembuh. Begitu pula keadaan orang yang jatuh cinta bersama orang yang dicintai. Dia senang terhadap sesuatu yang disenangi kekasihnya sekalipun dia tidak menyukainya. Sedangkan orang yang bersikukuh dengan sesuatu yang disenanginya sekalipun tidak disukai kekasihnya, maka itu namanya bukan cinta yang sejati. itu adalah cinta yang cacat, sehingga dia menyenangi sesuatu yang diridhai kekasihnya. Jika cinta semacam ini belaku untuk manusia terhadap yang lain, maka diri orang yang dicintai itu lebih penting dari semua itu. Abusy-syaikh berkata dalam syairnya:
Hawa nafsuku berhenti karena kehadiranmu
Ku tak berani mendahulukan atau mengakhirkannya
Kau tundukkan aku dan kutundukkan diriku
Hingga tiada lagi orang yang menghinakanmu
Kau laksana musuhku namun ku tetap mencintai mereka
Kedudukanmu di mataku seperti kedudukan mereka jua
Mencintai dirimu adalah sebuah kenikmatan
Aku tak akan peduli orang yang suka menghinakan
Jika ada sesuatu yang membuat kekasihnya benci, maka sesuatu itu tak ubahnya obat yang tidak disukai. Dia tidak menyukai obat itu, namun terpaksa harus tetap menyukainya karena obat itulah yang membuatnya sembuh. Begitu pula keadaan orang yang jatuh cinta bersama orang yang dicintai. Dia senang terhadap sesuatu yang disenangi kekasihnya sekalipun dia tidak menyukainya. Sedangkan orang yang bersikukuh dengan sesuatu yang disenanginya sekalipun tidak disukai kekasihnya, maka itu namanya bukan cinta yang sejati. itu adalah cinta yang cacat, sehingga dia menyenangi sesuatu yang diridhai kekasihnya. Jika cinta semacam ini belaku untuk manusia terhadap yang lain, maka diri orang yang dicintai itu lebih penting dari semua itu. Abusy-syaikh berkata dalam syairnya:
Hawa nafsuku berhenti karena kehadiranmu
Ku tak berani mendahulukan atau mengakhirkannya
Kau tundukkan aku dan kutundukkan diriku
Hingga tiada lagi orang yang menghinakanmu
Kau laksana musuhku namun ku tetap mencintai mereka
Kedudukanmu di mataku seperti kedudukan mereka jua
Mencintai dirimu adalah sebuah kenikmatan
Aku tak akan peduli orang yang suka menghinakan
16. Suka menyendiri
Berarti orang yang jatuh cinta juga suka menjauhi orang lain. Seakan-akan cintanya menuntut dia untuk berbuat seperti itu. Tidak ada yang lebih terasa manis bagi orang yang jatuh cinta dengan cinta yang sejati selain dari menyendiri, terlebih lagi jika dengan cara itu dia merasa dekat dengan kekasihnya. Sehingga dia tidak suka jika ada orang ketiga yang mengusik kebersamaan ini. Karena rahasia seperti inilah Allah (dan Allah lebih mengetahui segala urusan) memerintahkan Rasulullah untuk menghalau orang lain yang lewat dihadapan orang yang sedang shalat. Bahkan jika perlu orang yang lewat itu bisa dibunuh jika dia menolak untuk dihalau. Kesendirian orang yang jatuh cinta bersama kekasihnya merupakan tujuan dari angan-angannya. Siapa tahu dia benar-benar dapat bersanding dengannya atau jika tidak dia bisa menyendiri dengan rahasia hatinya.
Berarti orang yang jatuh cinta juga suka menjauhi orang lain. Seakan-akan cintanya menuntut dia untuk berbuat seperti itu. Tidak ada yang lebih terasa manis bagi orang yang jatuh cinta dengan cinta yang sejati selain dari menyendiri, terlebih lagi jika dengan cara itu dia merasa dekat dengan kekasihnya. Sehingga dia tidak suka jika ada orang ketiga yang mengusik kebersamaan ini. Karena rahasia seperti inilah Allah (dan Allah lebih mengetahui segala urusan) memerintahkan Rasulullah untuk menghalau orang lain yang lewat dihadapan orang yang sedang shalat. Bahkan jika perlu orang yang lewat itu bisa dibunuh jika dia menolak untuk dihalau. Kesendirian orang yang jatuh cinta bersama kekasihnya merupakan tujuan dari angan-angannya. Siapa tahu dia benar-benar dapat bersanding dengannya atau jika tidak dia bisa menyendiri dengan rahasia hatinya.
17. Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai
Sebab cinta itu didasarkan kepada ketundukan. Orang yang terpandang pun tidak akan memandang hina orang yang tunduk kepada kekasihnya, tidak menganggapnya sebagai kekurangan atau aib. Bahkan banyak orang yang menganggapnya sebagai kehormatan, sebagaimana dikatakan dalam syair:
Sebab cinta itu didasarkan kepada ketundukan. Orang yang terpandang pun tidak akan memandang hina orang yang tunduk kepada kekasihnya, tidak menganggapnya sebagai kekurangan atau aib. Bahkan banyak orang yang menganggapnya sebagai kehormatan, sebagaimana dikatakan dalam syair:
Jika engkau menghendaki kekasih dan tak pasrah
Ucapkan kepadanya selamat tinggal untuk berpisah
Tunduklah kepada kekasih untuk mendapatkan kehormatan
Berapa banyak kehormatan diperoleh karena ketundukan
Ucapkan kepadanya selamat tinggal untuk berpisah
Tunduklah kepada kekasih untuk mendapatkan kehormatan
Berapa banyak kehormatan diperoleh karena ketundukan
Dan juga sebuah syair:
Tunduk dan pasrahlah kepada kekasih tercinta
Tiada kehinaan karenanya dalam aturan cinta
Tiada kehinaan karenanya dalam aturan cinta
18. Helaan napas yang panjang dan lebih sering
Helaan napas ada dua jenis yaitu karena susah atau sedih dan karena gembira atau senang. Dan bukankah di dalam cinta perasaan sedih dan gembira selalu ada dan terkadang bercampur menjadi satu?
Helaan napas ada dua jenis yaitu karena susah atau sedih dan karena gembira atau senang. Dan bukankah di dalam cinta perasaan sedih dan gembira selalu ada dan terkadang bercampur menjadi satu?
19. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah
Sebaliknya, orang yang jatuh cinta akan melakukan apa pun yang bisa mendekatkannya dengan orang yang dicintai dan dipujinya jika sudah melihatnya. Dalam masalah ini banyak keanehan yang dilakukan orang yang sudah cinta. Banyak diantara mereka yang meninggalkan suatu makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan atau kondisi tertentu yang tidak disukai orang yang dicintainya dan tak akan mungkin dilakukannya. banyak juga diantara mereka yang mencari kelebihan dan keutamaan, yang bisa mengangkat pamornya di mata sang kekasih dan membuatnya semakin mencintainya. Masalah ini juga ada dua jenis
Sebaliknya, orang yang jatuh cinta akan melakukan apa pun yang bisa mendekatkannya dengan orang yang dicintai dan dipujinya jika sudah melihatnya. Dalam masalah ini banyak keanehan yang dilakukan orang yang sudah cinta. Banyak diantara mereka yang meninggalkan suatu makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan atau kondisi tertentu yang tidak disukai orang yang dicintainya dan tak akan mungkin dilakukannya. banyak juga diantara mereka yang mencari kelebihan dan keutamaan, yang bisa mengangkat pamornya di mata sang kekasih dan membuatnya semakin mencintainya. Masalah ini juga ada dua jenis
Pertama: Ada respon dari orang yang dicintai sehingga orang yang jatuh cinta berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh gambaran puncak dari apa yang dilakukannya menurut kesanggupannya. Jika orang yang dicintai merasa respek terhadap usaha mencari harta, maka inilah yang diprioritaskan orang yang jatuh cinta dan berusaha lebih bersemangat dari semangat orang yang dicintainya. Cinta yang bermanfaat ialah yang bisa mendorongmu pada pencarian kesempurnaan. Tapi bencana yang mengerikan akan menimpamu jika engkau dihinggapi cinta yang sama sekali tidak mendatangkan kebaikan.
Kedua: Tidak ada respon dari orang yang dicintai, tetapi cinta tetap membara di hati orang yang mencintai, karena didorong oleh ambisidan kehendak untuk menaikkan pamornya dimata orang yang dicintai. Oleh karena itu dia justru semakin bersemangat melakukan apa yang hendak dilakukannya. Dikatakan dalam sebuah syair:
Dia lakukan kebajikan agar menjadi mulia
Dan tabiatnya tampak terpuji dihadapan Laila
Dan tabiatnya tampak terpuji dihadapan Laila
Bisa saja, disana ada sebab lain seperti kebencian orang-orang kepadanya, atau mereka menganggapnya kurang sempurna dan merendahkannya. Sehingga keadaan ini mendorongnya agar tampak hebat di hadapan orang yang dicintai, cemburu kepadanya atau ingin bersaing untuk mendapatkan simpatinya.
20. Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai
Terlebih lagi jika cinta itu tumbuh karena adanya rasa kecocokan antara dua belah pihak. Tidak jarang orang yang mencintai jatuh sakit karena orang yang dicintainya juga sakit dan berbuat seperti yang diperbuatnya, sementara masing-masing pihak tidak menyadarinya. orang yang dicintai mengucapkan suatu perkataan, lalu pada lain kesempatan orang yang mencintai mengucapkan perkataan serupa secara persis.
Terlebih lagi jika cinta itu tumbuh karena adanya rasa kecocokan antara dua belah pihak. Tidak jarang orang yang mencintai jatuh sakit karena orang yang dicintainya juga sakit dan berbuat seperti yang diperbuatnya, sementara masing-masing pihak tidak menyadarinya. orang yang dicintai mengucapkan suatu perkataan, lalu pada lain kesempatan orang yang mencintai mengucapkan perkataan serupa secara persis.
Perhatikan dialog antara Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab saat peristiwa Hudaibiyah.
Umar bertanya,”Bukankah kita berada di atas kebenaran dan musuh kita berada di atas kebatilan?”
Beliau menjawab,”Benar.”
Umar bertanya,”Lalu atas dasar apa kita menimpakan kehinaan dalam agama kita?”
Beliau menjawab,”Aku Rasul Allah. Aku tidak akan mendurhakai-Nya. Dia akan memberikan kemenangan kepadaku.”
Umar bertanya,”Bukankah telah engkau katakan bahwa kita akan mendatangi ka’bah dan thawaf disekelilingnya?”
Beliau menjawab,”Ya, tetapi apakah pernah kukatakan padamu bahwa kita akan pergi ke Ka’bah tahun ini?“
Umar menjawab,”Tidak.”
Beliau Menjawab,”Kamu akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya.“
Beliau menjawab,”Benar.”
Umar bertanya,”Lalu atas dasar apa kita menimpakan kehinaan dalam agama kita?”
Beliau menjawab,”Aku Rasul Allah. Aku tidak akan mendurhakai-Nya. Dia akan memberikan kemenangan kepadaku.”
Umar bertanya,”Bukankah telah engkau katakan bahwa kita akan mendatangi ka’bah dan thawaf disekelilingnya?”
Beliau menjawab,”Ya, tetapi apakah pernah kukatakan padamu bahwa kita akan pergi ke Ka’bah tahun ini?“
Umar menjawab,”Tidak.”
Beliau Menjawab,”Kamu akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya.“
Tak lama kemudian umar mendatangi Abu Bakar dan berkata kepadanya “Wahai Abu Bakar, bukankah kita berada di atas kebenaran dan musuh kita berada di atas kebatilan?”
“Benar.” Jawab Abu Bakar
Umar bertanya,”Jadi kenapa agama kita harus direndahkan?”
Abu Bakar menjawab,”Tentu tidak. Beliau adalah Rasul Allah dan menaati Tuhannya dan Dia akan memberikan kemenangan kepadanya. Setialah kepadanya karena, Demi Allah, beliau berada pada jalan yang benar.”
Umar bertanya,”Bukankah beliau berkata kepada kita akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya?”
Abu Bakar berkata lagi,”Ya. Tetapi apakah beliau pernah bilang padamu akan pergi ke Ka’bah tahun ini?”
Umar bekata,”Tidak.”
Abu Bakar berkata,”Kamu akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya”
Hadits di atas riwayat Bukhari. Kita lihat bahwa Abu Bakar menjawab seperti jawaban yang pernah diberikan Rasulullah huruf per huruf tanpa disadari dan diketahuinya. Ini terjadi karena ada kecocokan antara yang mencintai dan yang dicintai
“Benar.” Jawab Abu Bakar
Umar bertanya,”Jadi kenapa agama kita harus direndahkan?”
Abu Bakar menjawab,”Tentu tidak. Beliau adalah Rasul Allah dan menaati Tuhannya dan Dia akan memberikan kemenangan kepadanya. Setialah kepadanya karena, Demi Allah, beliau berada pada jalan yang benar.”
Umar bertanya,”Bukankah beliau berkata kepada kita akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya?”
Abu Bakar berkata lagi,”Ya. Tetapi apakah beliau pernah bilang padamu akan pergi ke Ka’bah tahun ini?”
Umar bekata,”Tidak.”
Abu Bakar berkata,”Kamu akan pergi ke Ka’bah dan thawaf mengelilinginya”
Hadits di atas riwayat Bukhari. Kita lihat bahwa Abu Bakar menjawab seperti jawaban yang pernah diberikan Rasulullah huruf per huruf tanpa disadari dan diketahuinya. Ini terjadi karena ada kecocokan antara yang mencintai dan yang dicintai
0 komentar:
Posting Komentar